Menjadi datar
Membuatku mati
Aku telah mati separuh hidup
melalui hari secara biasa
Sedikit senyum, mengurangi tawa, tanpa mimpi
Ku izinkan takdir menggiringku kemanapun itu
biarlah berlalu titik-titik masa penuh cahaya
Menjadikan sinarnya bukan peluang
Belum saatnya. Belum sekarang
Ketertundaan yang tak pernah ku tunda
Kembali mengulang dengan alasan sama
Hingga satu per satu rambutku kehilangan matangnya
Aku tak lagi punya cukup waktu
Tak tahu harus memulai darimana
Negeri ini terlalu panas
Pemudanya bahkan telah mati lebih banyak dalam dirinya
Salahkan saja diriku
Tak menumbuh mekarkan pemudaku
Merelakan bangkai menebar aromanya dinegeriku
Lebih menyesakkan lagi
Karena aku kini telah hidup sepenuhnya
Baru menyadari
Bahwa ulatnya telah menggerogotiku
Tanpa mampu melakukan apapun
Hanya berdiam merasakan sakit
Hingga aku benar-benar mati
Bersama lenyapnya negeri dan pemudaku
Dalam hitungan detik.