Minggu, 25 Januari 2015

Berat Badan Kurang



Bertubuh kurus atau yang sering dikenal dengan istilah gizi Kekurangan Energi Protein (KEP) pada tahap awal kadang membuat sebagian orang merasa risih, kurang puas dengan bentuk tubuhnya. Melakukan berbagai macam diet dengan tujuan bisa menaikkan berat badan. Apakah anda termasuk didalamnya?
Ada beberapa faktor yang menjadikan anda sulit menaikkan berat badan, minimal sampai anda mencapai berat badan normal, lebih baik lagi bila mencapai berat badan ideal sesuai tinggi badan dan mempertahankannya. Berikut faktornya:
1.      Asupan tidak Sesuai Kebutuhan
Aktifitas yang padat setiap hari, ditambah banyaknya tugas sekolah, kuliah, atau pekerjaan kantor menunggu segera diselesaikan. Menjadikan tubuh tidak lagi memenuhi haknya secara tepat. Asupan makanan sekadarnya atau menunda makan sampai tugas-tugas tersebut selesai. Membiarkan saja perut dengan rasa lapar yang memburu. Terjadi selama berbulan-bulan bahkan menahun.
2.      Sering Menunda Waktu Makan
Setelah sempat disinggung pada poin pertama. Menunda waktu makan yang telah menjadi kebiasaan tentu bukan hal yang tepat. Karena saat tubuh sudah memberikan sinyal-sinyal untuk segera diisi, sebenarnya tubuh membutuhkan asupan segera. Bila tidak dipenuhi tentu kebutuhan itu akan diambil melalui cadangan makanan, berupa gula yang terletak di otot dan hati. Cadangan yang sedikit tersebut.
3.      Penyerapan Kurang
Salah satu faktor yang cukup berperan pada orang kurus adalah kemampuan penyerapan zat gizi pada usus yang kurang maksimal. Faktor penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari berat lahir rendah, pemenuhan kebutuhan pada masa-masa emas 1000 Hari Pertama Kehidupan tidak terpenuhi. Sehingga berdampak pada organ yang perkembangan fungsinya tidak maksimal. Akibatnya usus tidak mampu menyerap zat gizi dengan baik, berdampak pula pada pengeluaran yang lebih sering.
4.      Makanan tidak Bervariasi
Tidak ada satu bahan makanan yang memiliki nilai gizi lengkap, inilah mengapa perlu mengombinasikan konsumsi makanan setiap hari. Tidak melulu itu-itu saja. Agar kebutuhan tubuh terhadap makanan terpenuhi. Serta menghindari berlebihnya asupan pada satu bahan makanan sdan kekurangan asupan pada bahan makanan lain.
5.      Rendahnya Minat Terhadap Makanan
Kebanyakan orang bertubuh kurus memiliki ketertarikan yang rendah terhadap makanan. Tidak begitu menanti-nantikan waktu makan atau makanan tertentu.

Itulah lima faktor penyebab seseorang bertubuh kurus, tapi bukan berarti anda tidak bisa memiliki postur tubuh proporsional. Mulailah dengan mengatur jadwal makan anda secara konsisten, pilih makanan yang berkualitas baik seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, tanpa melupakan vitamin dan mineral. Bagi yang sering mengonsumsi soft drink atau junk food atau suplemen yang menjanjikan kenaikan berat badan anda secara cepat, anda perlu memikirkan kesehatan tubuh anda beberapa tahun mendatang.
Saran saya beralihlah ke menu makanan yang lebih variatif warna, bahan, dan nilai gizinya. Untuk masa-masa awal peningkatan berat badan anda, minum susu secara rutin juga bisa menjadi pilihan. Namun bukan sembarang susu, pilih susu bubuk full cream hindari susu kental manis karena kandungan gulanya lebih tinggi dibanding susunya.
Untuk memiliki bentuk tubuh ideal juga butuh waktu, berat badan anda naik secara teratur setidaknya 1 Kg/ 2 pekan. Apakah itu waktu yang lama? Masih lebih lama usia anda dengan bentuk tubuh yang sekarang bukan. Kalau ingin serius ingin menaikkan berat badan dengan tujuan penampilan, kesehatan, keberlangsungan generasi terbaik, atau percaya diri. Kuatkan tekad dan lebih bersemangatlah.


Niatnya untuk berkontribusi dalam peringatan Hari Gizi Nasional, tapi tulisannya malah begini.
semoga bermanfaat :) 

Kopi Pagi (Kita)



             Setelah apa yang terlalui selama ini. Bersama kebaikan dan keburukanku. Hari ini Allah SWT menghendaki saya berada bersama orang-orang yang peduli masyarakat. Melalui Komunitas Pemuda Peduli Pangan dan Gizi (Kopi Pagi).
Saya terharu. Diberi kesempatan bertemu dan bekerja bersama orang-orang hebat. Menjadikan saya ‘Lebih Berarti’ dari yang sudah-sudah. Hati saya gerimis atas setiap rencana indah Allah.
Usikan pertanyaan-pertanyaan berkelebat, semakin membisukan diri dalam kesendirian. ‘apa yang bisa saya berikan untuk Bangsaku?’ Dan Allah menjawabnya melalui ajakan teman, salah satu penggagas Komunitas Pemuda Peduli Pangan dan Gizi, untuk bergabung.
Penjelasan yang masih abu-abu diberikan, membuatku sempat sangsi pada awalnya. Hingga saya sampai pada pilihan untuk tidak lagi bisa memilih selain menghadiri rapat pembentukan komunitas ini. Bagaimana tidak, saya lebih memilih tiduran ketimbang menghadiri rapat pembentukan komunitas. Hingga panggilan telfon memburu untuk saya angkat. Dan jadilah saya menghadiri rapat. Sungguh keterpaksaan yang patut saya syukuri. Mohon maafkan niat saya yang tidak sepenuh hati pada awalnya.
Komunitas ini lahir dari beberapa penggagas, yang tidak diragukan lagi kepedulian dan harapan-harapan besarnya untuk bangsa. Dimulai dari langkah-langkah kecil perwujudan. Adanya kesamaan visi merupakan awal terbentuknya komunitas ini, masih banyaknya masalah gizi di masyarakat pada akhirnya menemui kesepakatan perbaikan melalui ketahanan pangan. Maka berkumpullah orang-orang dari berbagai disiplin ilmu untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia sehat.
Semakin hari, semakin bertambah besar harapan dan keyakinan-keyakinan yang terus bertumbuh dalam diri-diri kami. Bahwa komunitas yang lahir dari niat tulus pengabdian akan menemui jalan dan penerimaan yang sebanding nantinya.
Saya pribadi merasa sangat kecil diantara orang-orang hebat dalam komunitas ini, tapi diatas semua itu kesyukuran mendalam bisa merasakan semangat dan energi positif disini. Menimba ilmu, berbagi pengalaman, berbagi mimpi-mimpi, dan segala hal positif yang patut untuk dibagi.
Komunitas Pemuda Peduli Pangan dan Gizi ini masih sangat hijau dari usia dan pengalaman, namun itu menjadi salah satu alasan kita untuk terus bertumbuh dan menebar manfaat seluas samudra. Kita memiliki satu hal disini, Kebersamaan yang terjalin dalam rasa persaudaraan. Bilapun ada situasi yang mengharuskan salah satu dari kita wujudnya tidak membersamai selama beberapa waktu. Namun, pikiran-pikiran kita tetap satu, karena ini adalah ‘rumah’ bagi setiap jiwa yang merindukan pengabdian kepada bangsa. Sejauh apapun kelana kelak kembalinya ke rumah juga. 

Jumat, 23 Januari 2015

Kita dan Ujian-Ujian

Hidup ini adalah akumulasi dari ujian-ujian. Setiap apa yang kita miliki ada ujian bagi diri kita. Kemiskinan adalah ujian, kekayaan pula ujian, kesehatan, dan segala hal di sekeliling kita adalah ujian. Yang menjadikan kita penghuni surga atau neraka kelak. Atas setiap syukur dan kufur kita.
Dari segala ujian-ujian dalam hidup, ada satu titik terlemah kita dimana ujian akan lebih banyak disana. Bagaimana cara kita berproses untuk melaluinya. Tetap dalam bayang-bayang kelemahan atau memaksakan diri kepada kebaikan. Pilihan sikap ditentukan oleh diri kita sendiri.
Tidak jarang menjadikan frustasi, ketika suatu kondisi membuat kita mudah melalui ujian. Namun pada situasi berbeda menjadikan kita seakan lebih memilih menyerah. Tidak lagi mampu melalui ujian dari Allah.
Selamanya kita akan diuji pada titik terlemah kita masing-masing. Ketika pilihan untuk lebih memperbaiki kualitas diri telah menjadi pilihan. Maka ujian akan hadir, untuk mempertegas dan meyakinkan seberapa besar kemauan kita untuk berubah. Menjadi lebih baik.
Ujian yang sama bisa jadi berbeda dampak dan cara melaluinya bagi setiap orang. Sehingga kita tidak memiliki hak untuk menghakimi. Lantaran kejadian hebat yang orang lain alami justru biasa-biasa saja menurut kita.
Disinilah pentingnya kita memiliki sahabat, saudara. Menguatkan ketika lemah, menghidupkan kembali harapan saat semangat bergerak ke titik terendah. Dan yang terpenting, bersama mendekati Allah. Dzat Pemilik Kuasa atas langit dan bumi. Kepada-Nya segala curahan bermuara, dari sisi-Nya pula segala bahagia bersumber.
Saling mendoakan diantara saudara seiman, perbanyak dzikir mengingat Allah, memohon ampun atas dosa-dosa, dikuatkan dalam setiap ujian. Bersama persaudaraan yang terjalin hingga ke surga-Nya. Aamiin