Jumat, 23 Januari 2015

Kita dan Ujian-Ujian

Hidup ini adalah akumulasi dari ujian-ujian. Setiap apa yang kita miliki ada ujian bagi diri kita. Kemiskinan adalah ujian, kekayaan pula ujian, kesehatan, dan segala hal di sekeliling kita adalah ujian. Yang menjadikan kita penghuni surga atau neraka kelak. Atas setiap syukur dan kufur kita.
Dari segala ujian-ujian dalam hidup, ada satu titik terlemah kita dimana ujian akan lebih banyak disana. Bagaimana cara kita berproses untuk melaluinya. Tetap dalam bayang-bayang kelemahan atau memaksakan diri kepada kebaikan. Pilihan sikap ditentukan oleh diri kita sendiri.
Tidak jarang menjadikan frustasi, ketika suatu kondisi membuat kita mudah melalui ujian. Namun pada situasi berbeda menjadikan kita seakan lebih memilih menyerah. Tidak lagi mampu melalui ujian dari Allah.
Selamanya kita akan diuji pada titik terlemah kita masing-masing. Ketika pilihan untuk lebih memperbaiki kualitas diri telah menjadi pilihan. Maka ujian akan hadir, untuk mempertegas dan meyakinkan seberapa besar kemauan kita untuk berubah. Menjadi lebih baik.
Ujian yang sama bisa jadi berbeda dampak dan cara melaluinya bagi setiap orang. Sehingga kita tidak memiliki hak untuk menghakimi. Lantaran kejadian hebat yang orang lain alami justru biasa-biasa saja menurut kita.
Disinilah pentingnya kita memiliki sahabat, saudara. Menguatkan ketika lemah, menghidupkan kembali harapan saat semangat bergerak ke titik terendah. Dan yang terpenting, bersama mendekati Allah. Dzat Pemilik Kuasa atas langit dan bumi. Kepada-Nya segala curahan bermuara, dari sisi-Nya pula segala bahagia bersumber.
Saling mendoakan diantara saudara seiman, perbanyak dzikir mengingat Allah, memohon ampun atas dosa-dosa, dikuatkan dalam setiap ujian. Bersama persaudaraan yang terjalin hingga ke surga-Nya. Aamiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar