Ribuan tetes air berjatuhan dari langit, teratur dengan
ritme dan irama yang merdu. Menghasilkan lagu langit yang mampu dirasakan dan
disambut baik oleh bumi. Cahaya lampu jalan juga ikut memeriahkan, menciptakan
warna pada kanvas malam yang membuat setiap jiwa mampu melihat lebih jelas
setiap tetes hujan yang menjumpai Bumi, melalui malam.
Karena saat terbaik untuk mengenal hujan adalah menemuinya
pada malam, dengan bantuan cahaya lampu. Maka setiap tetesnya seakan berbicara,
bersenandung merdu. Indah. Dalam. Padamu.
Ternyata bukan hanya aku yang menikmati nyanyian langit,
seorang bapak separuh baya juga melepas rindu padanya. Hanya berdiri diam,
dibawah atap. Menyaksikan aliran air yang sampai pada tanah dengan nyanyian
yang kadang terdengar lebih nyaring dan sesekali melembut.
tidak, masih ada lagi yang begitu bahagia menyambut tetesan
teratur dari langit, beberapa anak kecil dengan payung terbuka lebar di
tangannya. Menjajakan ojek payung pada setiap orang yang tidak sepenuhnya ingin
bersua dengan hadiah dari langit. Tawa riang menyelimuti menambah indah nyanyian
langit. Bukan semata karena ada orang yang ingin membantunya memegang payung hingga
seberang jalan dengan upah sekedarnya, terlebih karena mereka bisa dengan bebas
berbasah-basahan tanpa khawatir mendapat omelan dari ibu.
Aku tahu kamu juga mencintai hujan, tapi tak lebih banyak
dibanding aku mencintainya. Itu menurut egoisku. Aku bisa lebih banyak
bercerita dengan suara yang sedikit lebih keras dari biasanya tanpa peduli akan
ada orang yang tahu. Karena suara dari hujan yang menjumpai bumi masih lebih
keras. Aku senang bisa menari bersama ribuan tetes hadiah dari langit,
meluapkan segala penat. Bahkan aku selalu berdecak kagum menyaksikan trembesi
dengan warna lebih segar setelah hujan berlalu, menyisakan aroma kesejukan saat
berada dibawah pohonnya. Damai.
Tapi satu hal yang aku yakini, kamu dan aku sepakat dengan
taraf yang sama bahwa hujan adalah rahmat dari Allah, menyuburkan tanah
dengannya hingga mampu menumbuhkan banyak jenis tumbuh-tumbuhan terbaik pada
setiap sisi bumi. Memberi harapan kehidupan pada setiap makhluk. Hingga bersyukur
adalah hal pertama yang seharusnya terlintas untuk menyambut tetesan lembut
yang kadang juga sedikit keras memberi terapi pijat pada kulit wajah. Nikmatilah.
seperti saat merasakan lezatnya buah-buahan dari tumbuhan yang menyerap nutrisi
terbaik dari tanah. Bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar