Sabtu, 04 Januari 2014

Murnikan Niat, Murnikan Cinta, Ukhti




Awal Januari telah kembali menyapa, tanpa terasa. Waktu sungguh berlalu sangat cepat, secepat berlalunya Dhuha. Hingga mungkin lebih banyak menyisakan sesal saat kerja yang sedikit saja kita berkontribusi di dalamnya.
Bukan lagi saatnya untuk masih saja sibuk bersantai ria, melakukan hal-hal kurang bermanfaat. Ada banyak hal lain yang memerlukan perhatian kita. sebagai muslimah tugas kita sangatlah banyak. Mulai dari tugas membaca buku yang tidak boleh kita lalaikan apalagi sampai kita tinggalkan. Segala buku yang bisa menunjang untuk masa depan bangsa dan ummat, mulai dari keislaman, keluarga, parenting, kesehatan, dll. Belum silaturahmi dengan tetangga dan keluarga, memberi pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan. Karena kita tidak pernah tahu ibadah apa yang bisa membawa kita ke surga-Nya.
Sunguh tidak ada waktu untuk sekedar bersantai, mengingat banyak hal yang harus kita pelajari. Istirahat kita dapat diperoleh melalui shalat. Maka perbanyaklah shalat. Saudariku.
Kelak setiap perempuan akan menjadi istri. Menjadi ibu bagi anak-anaknya. Menjadi pendidik pertama untuk membangun bangsa, umat islam ini. Apa yang akan kita berikan kepada umat ini, kepada generasi mendatang. Bila segala yang kita lakukan hari-hari di masa seharusnya produktif justru banyak terbuang sia-sia. Ayo perbaiki diri. Mulai saat ini. Inilah saat terbaik itu.
Bagaimana mungkin seorang muslimah tidak baik yaumiyyannya (amalan-amalan ibadah harian)? Apa yang akan terjadi dengan ummat ini bila orang-orang yang ada di dalamnya tidak dekat dengan Sang Khalik. Ibadah wajib saja mungkin masih dilakukan setengah hati. Bagaimana dengan ibadah sunnah. Bangun malam untuk shalat lail dalam sepekan berapa kali? Atau bahkan mungkin tidak shalat lail sama sekali dalam sepekan.
Kita sedang memperjuangkan agama Allah. Tapi justru kita yang semakin jauh dari Allah. Mengajak orang lain dalam kebaikan, tapi kita sendiri tidak begitu paham yang “baik” itu yang seperti apa. Hapalan yang begitu-begitu saja. Atau bahkan mungkin malah lupa dengan hapalan yang sudah-sudah. Mari istighfar.
Tilawah dalam sehari kurang dari 1 juz. Apa yang terjadi sebenarnya dalam diri ini. Terlalu banyak amanah menjadikan kita kadang semakin jauh dari-Nya. Kenapa justru amanah yang banyak justru semakin menjauhkan kita dari Dzat yang segala kerja-kerja ini seharusnya tertuju.
Riya’. Kita mungkin banyak memilikinya. Atau kebekuan hati yang menjadikan iman ini semakin lemah. Ruhiyah yang kering dari sejuknya iman, islam, dan ihsan. Kita mungkin lupa memurnikan niat-niat ini. Sehingga menjadikan kerja-kerja kita tidak terfokus untuk Allah.
Maha Suci Allah Yang Maha Menggenggam jiwa-jiwa hamba-Nya. Semoga kita tetap dikuatkan untuk bertahan dalam jalan ini.menjadikan diri kita sebagai bagian dari pondasi dakwah yang menjadi dakwah ini semakin kokoh.
Penyakit hati kadang menghampiri. Semoga Allah mengampuni diri dengan kelemahan imannya. Semakin menguatkan kita. Semakin mendekatkan kita kepada cinta-Nya. Kita juga mungkin mengagumi sosok saat dalam perjalanan ini. Seorang yang banyak mengetahui makna hidup, mencintai rabb-Nya.
Semoga Allah berkenan mengampuni hamba-hamba-Nya, bila kekaguman ini justru mendatangkan murka. Hilangkan perasaan dalam hati ini Ya Rabb, bila memang ini tidak mendatangkan ridho-Mu. Gantilah kekaguman ini dengan rasa cinta yang dalam. Lebih dalam. Hanya cinta untuk-Mu. Namun, bila kekaguman ini menjadi salah satu jalan-Mu bagi kami untuk menjadikan Ia sosok imam terbaik bagi kami. Maka mudahkan jalan-jalan ini menuju keridhoan-Mu. Halalkan ikatannya atas kekuasaan-Mu. Hingga niat berada dalam jalan dakwah ini senantiasa murni untuk meraih surga-Mu.
Mudahkan kami untuk menjadi sosok ideal. Sosok muslimah terbaik baginya, bagi keluarga, bangsa, dan ummat islam. Yang bisa mendatangkan rasa tenang. Rasa cinta yang lebih dalam kepada-Mu. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami memasrahkan segalanya kepada-Mu Ya Rabb.
Tidak ada kecewa dalam mencintai-Mu. Sangat banyak syukur. Tak terhingga atas segala rahmat. Rejeki. Yang telah Engkau limpahkan kepada kami. Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak bersyukur atas segala nikmat-Mu. Ampuni diri ini yang kadang lupa, kadang lalai dalam bersyukur.
Mudahkan kami untuk bisa memperbaiki diri. Lebih mendekatkan diri kepada-Mu. Semakin dalam cinta kami kepada-Mu. Bertahan dalam jalan ini. Dengan ibadah-ibadah wajib dan sunnah terbaik kami. Untuk menghadap-Mu dalam sebaik-baik pertemuan dengan-Mu Ya Rabb.

1 komentar: