Selasa, 21 Januari 2014

Bangku Tunggu #1



Duduk sendiri di bangku tunggu. Tanpa seorang pun sanak mendampingi. Sesekali bersandar ke belakang. Kadang menegakkan punggung. Saat lelah menanti ia lantas berdiri mengintip pada daun pintu yang sedikit memiliki celah untuk melihat suasana di dalam ruangan melalui kaca yang sengaja di design khusus pada bagian atas pintu. Sejajar dengan bahu orang dewasa.

Hanya sepersekian detik berdiri. Lalu duduk kembali pada kursi tunggunya. Tenang kembali. Bagi dirinya saja. Karena sesungguhnya ruangan itu sangat riuh dengan berbagai sumber suara. Dari mesin otomatis pemanggil nomor antrian, teriakan anak kecil memanggil ibunya, perbincangan orang-orang dengan teman duduk disebelahnya, suara tivi yang tak kalah bising, dan berbagai suara yang memenuhi ruang tunggu. Menjadikan suasana semakin gaduh.
Tak lama berselang. Ia berpindah ke bangku panjang dengan kapasitas empat orang dewasa. Duduk tepat di sebelah pintu ruangan berharap agar namanya segera disebutkan oleh perawat untuk masuk ke ruangan tersebut. Menyampaikan segala keluhan untuk mengurangi sakitnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar