Tidak ada cara lain untuk menjadi
pribadi berkualitas, kecuali melalui proses secara ksatria. Segala pilihan
aktifitas hari ini, akan lebih banyak memberi imbas pada masa depan.
Sesekali sadar, tapi lebih banyak
terbuai dengan nikmat sehat. Banyaknya waktu luang. Ramainya tawa dan candaan
hampir di setiap kita bersua. Seakan hidup ini selalu muda buat kita. selamanya
akan baik-baik saja. Tanpa ada yang perlu dipertanggungjawabkan kelak.
Usia dua puluh semakin merangkak
menjauh. Namun, memikirkan masa tua seakan belum masanya. Belum waktunya
merencanakan kehidupan secara bijak dengan kebermanfaatan berarti. Belum saatnya
memikirkan menikah, berkeluarga, apalagi memiliki penerus sejarah. Belum sekarang.
Itu pemikiran sebagian kita.
Setiap kejadian akan tiba pada
waktu yang tepat. Lantas kapan waktu itu tiba? Bila kita masih saja sibuk
dengan diri sendiri. Dengan segala kesenangan-kesenangannya. Bagaimana bisa
mengelolah organisasi besar, bila mengelola organisasi keluarga kecil saja
belum terpikirkan? Mimpi-mimpi yang seakan tidak akan bisa terwujud bila
mendahulukan pernikahan. Ingin kerja dulu, punya penghasilan sendiri biar tidak
merepotkan pasangan lebih banyak terkait keuangan. Itu pemikiran sebagian kita
yang lain.
Bukankah mempersiapkannya sekarang
tidaklah salah? Belajar lebih banyak. Pemanfaatan waktu lebih produktif. Berkarya.
Hingga waktu menjawabnya dengan keajaiban.
Perencanaan adalah milik kita.
namun penentuan final ada pada Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Penentu. Biarlah
kita merencakan segala mimpi bersama waktu. hingga kerja keras kita akan
melahirkan buktinya.
Lelah juga setiap hari menyaksikan
segala tingkah yang selalu merasa benar dan semaunya dari sebagian kita.
menganggap angin lalu rentetan nasehat dari orang-orang pengguna lebih banyak
jatah waktu. seakan kita lebih tahu asam manis kehidupan.
Apa yang masih kita miliki hari
ini? Kekayaan alam yang dikelola asing. Hasil laut melimpa ruah untuk tentangga.
Lantas dengan entengnya mencekik bangsa. Dengan alasan terkesan dipaksakan
rasional. Entah untuk kepentingan apa dan siapa. Kenapa tidak kita urus sendiri
milik kita?
Berhentilah bertingkah bodoh. Kembalilah
belajar tentang kehidupan. Janji. Harapan. Waktu. Masa muda. Hari esok. Dan Kejujuran.
Apa jadinya negeri ini esok di
tangan-tangan kita? Mari instrokpeksi diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar